Lagi-lagi terjadi kesalahpahaman antar Indonesia dan Malaysia. Apa lagi kalau bukan masalah klaim hak milik masing-masing. Pemakaian Tari Pendet dalam iklan 'Enigmatic Malaysia' di Discovery Channel, menuai reaksi keras dari masyarakat Indonesia.Namun, Malaysia menolak keras tudingan bahwa negeri jiran itu mengklaim atau bahkan mencuri budaya Indonesia.
Buktinya, pihak Malaysia telah menerima surat permohonan maaf dari jaringan televisi Discovery terkait penayangan tari tradisional asal Bali itu dalam iklannya. Menteri Pariwisata Malaysia, Ng Yen Yen mengaku telah menerima permohonan maaf pada Rabu 26 Agustus 2009. "Saya baru saja menelepon Menteri Jero Wacik untuk mengklarifikasi iklan video klip itu bukan dibuat oleh Kementerian Pariwisata Malaysia tapi oleh Discovery," kata dia seperti dimuat laman Bernama, Rabu 26 Agustus 2009 malam.
Menteri Jero Wacik, kata dia, juga telah menerima permintaan maaf dari Discovery pada saat bersamaan. Discovery bahkan telah mencabut iklan tersebut. Polemik panas penayangan Tari Pendet dalam iklan tentang Malaysia adalah akumulasi kekesalan. Sebelumnya, negeri jiran juga mengklaim angklung, Reog Ponorogo, batik, wayang, lagu Rasa Sayange, Hombo Batu, dan Tari Folaya. Terkait tari Pendet, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pariwisata juga telah melayangkan surat protes pada Malaysia.
Klaim Malaysia atas tari Pendet juga membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi. "Kita harus mencegah hal-hal seperti ini [hubungan baik], namun harus menjaga dan memelihara hubungan baik, karena ini sudah sering terjadi beberapa kali," kata Presiden SBY di Kantor Presiden Jakarta, Selasa 25 Agustus 2009.
SEJARAH TARI PENDET
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967).
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar.
Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
TANGGAPAN INDONESIA
Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengemukakan perselisihan mengenai budaya Indonesia dengan Malaysia akan selalu timbul dalam hubungan Indonesia dengan Malaysia karena adanya keterikatan historis budaya
Ada `grey area`nya (wilayah yang tak jelas, red). Ada budaya-budaya Melayu yang ada di kita dan ada budaya yang ada di mereka. Tetapi kalau Tari Pendet memang terlalu jauh. Jadi yang perlu kita lakukan sekarang seperti yang disampaikan Presiden adalah mengupayakan agar ada pengakuan dunia internasional terhadap warisan budaya kita yang penting, seperti batik, angklung, wayang dan sebagainya," kata Dino.
Menurut Dino, hubungan komunikasi antara pemerintah Malaysia dengan Indonesia melalui deplu kedua negara terus berjalan termasuk dalam membahas persoalan Tarian Pendet ini.
Sebelumnya Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pihaknya telah menerima permintaan maaf dari Menteri Pelancongan Malaysia soal Tari Pendet. "Kemarin sore (Kamis, 27/8), Menteri Pelancongan Malaysia menelepon saya untuk minta maaf soal Tari Pendet," kata Wacik.
Jero Wacik mengatakan, permintaan maaf terkait penggunaan Tari Pendet dalam iklan promo pariwisata di televisi pada program Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia tanpa seizin resmi pemerintah Indonesia memang baru disampaikan secara lisan.
Namun, Jero menegaskan, pihaknya masih menunggu jawaban resmi dari Pemerintah Malaysia atas surat nota protes yang disampaikan kemarin.
SUMBER :
1. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=234407
2. http://i232.photobucket.com/albums/ee135/disromantique/IMG_09431.jpg
3. http://nasional.vivanews.com/news/read/8576
malaysia__bukan_salah_kami__tapi_discovery
By:http://whiely16.blogspot.com/2009/08/konfrontasi-budaya-lagi-lagi-terjadi.html
0 komentar:
Posting Komentar