12 Mei 2010

Agar Guru Menjadi Inspirator

. 12 Mei 2010

Agar Guru Menjadi inspirator

Judul : Menjadi Guru Inspiratif
Penulis : Ngainun Naim
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : I, 2010
Tebal : 289 halaman

Ilmu adalah perkara yang mulia dan guru adalah orang yang mengantarkan seseorang untuk mencapai kemulian itu. Guru begitu memiliki peranan penting dalam proses belajar siswa. Guru juga harus bisa memberikan pencerahahan bagi siswanya dan mampu melahirkan siswa yang tangguh, siap menghadapi aneka tantangan sekaligus memberi perubahan yang hebat bagi kehidupannya.

Pencerahan itu pasti lahir dari guru yang inspiratif. Tak salah kalau buku bertajuk “Menjadi Guru Inspiratif” ini menarik ditelaah para guru di masa depan. Istilah guru inspiratif yang dipaparkan penulis buku ini adalah guru yang memiliki orientasi jauh lebih luas. Guru inspiratif memilih melakukan tindakan yang sangat strategis, yaitu bagaimana ia mampu memberikan perspektif yang mencerahkan. Guru inspiratif menawarkan perspektif yang memberdayakan, menghasilkan energi yang kreatif.

Guru inspiratif tidak hanya melahirkan daya tarik dan spirit perubahan terhadap diri siswanya dari aspek diri pribadinya semata, tetapi ia juga harus mampu mendesain iklim dan suasana yang juga inspiratif. Penciptaan pola yang inspiratif akan semakin memperkukuh karakter dan sifat inspiratif yang ada pada diri guru. Perpaduan keduanya yaitu karakter diri guru dan suasana pembelajaran akan menjadikan dimensi inspiratif, semakin menemukan momentum untuk mengkristalkan dan emmbangun energy perubahan positif dalam diri setiap siswa.

Dalam usaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang inspiratif, aspek paling utama yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana guru mampu untuk menarik dan mendorong minat siswa untuk tenagn dan menyukai terhadap pelajaran.

Penciptaan suasana pembelajaran yang inspiratif sangat penting artinya untuk semakin mengukuhkan dan mendukung kekuatan inspiratif yang bersumber dari diri pribadi guru. Dua aspek ini –pribadi guru dan suasana pembelajaran- pada gilirannya akan mampu mengakumulasikan potensi dalam diri para siswanya untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Modal inilah yang pada gilirannya dapat dilejitkan untuk melakukan perubahan menujuh arah pencapaian cita-cita hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam jangka pendek, para siswa mampu menjadi siswa dengan prestasi belajar yang memuaskan. Sedangakan cita-cita jangka panjangnya adalah bagaimana menjadi pribadi yang sukses dalam makna yang luas; sukses hidup, keluarga, profesi, social, dan kemasyarakatan.

Inilah catatan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, khusunya terkait dengan proses pembelajaran bahasa arab, seringkali bahasa menjadi rumit dan menyebalkan karean proses pembelajaran yang kering dengan inovasi dan inspirasi. Proses pembelajajaran tidak sekedar mengandalkan metodologi yang ada dalam kurikulum pendidikan, tetapi juga membangun suasana yang produktif sehingga proses pendidikan memungkinkan semakin aktif dan kreatifnya siswa dalam proses pembelajaran. Guru akan lebih tepat sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator.

Menempatkan guru dalam suasana pendidikan yang produktif akan menumbuhkan gerak kreatif siswa dalam memahami pelajaran. Suasana produktif bisa dilihat dari meningkatnya semangat siswa dalam belajar, semakin melejitnya prestasi siswa dan makin kompetitifnya meraih ilmu yang semakin tinggi dan bermanfaat. Disinilah buku ini menemukam momentumnya.Oleh: Siti Muyassarotul Hafidzoh*

*Peneliti Center for Developing Islamic Education (CDIE) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Source:oase.kompas.com , Source: smanpintar

0 komentar:

Posting Komentar

Saran Kritik Anda Sangat Di Harapkan